15 Menit

Ahhh, teringat awal mengajar internet beberapa tahun lalu. Hmmm, sampai saat ini kondisinya masih sama.

Ketika masuk materi ngeblog maka yang terjadi adalah ...

Satu menit. Dua menit. Lima menit. Halaman editor masih kosong.

Sepuluh menit. Lima belas menit. Tiga puluh menit. Baru satu, dua paragraf.

Tapi tunggu ... Ada satu dua orang yang sudah mengetik berpuluh-puluh paragraf disana.

Coba kudekati. Kulihat. Ooooo .... bulat ! bundar ! sompret ! ternyata bukan hasil karya sendiri. Ternyata hanya hasil copy-paste dari situs/blog orang.

Coba kulihat, adakah kejujurannya ? Hiiiyyyyaaaa .... bubur kacang ijo ! Sudah hanya copy-paste juga tidak mencantumkan sumbernya sama sekali.

Apakah semua ini karena tidak pernah berimajinasi ? Tidak pernah berkhayal ? Tidak pernah bermimpi ?

Apakah juga karena tidak pernah bercerita ? Tidak pernah coret-coretan ? Tidak pernah menulis ?

Tapi ...
Coba lihat. Setiap tembok pinggir jalan selalu ada coret-coretan. Setiap sore sampai dini hari selalu ada yang begadang. Ngobrol ngalor-ngidul. Cerita tak pernah putus.

Coba lihat di dalam kelas ketika sang guru asyik menerangkan. Ah, banyak mata-mata kosong. Mata melotot tapi entah kemana fikirannya.

Coba lihat ketika dhuhur di hari Jum'at. Ada khutbah menggeletar, tapi banyak kepala terkantuk-kantuk.

Coba lihat tengah malam di depan televisi. Banyak yang menggeram kesal, tersentak kaget melihat permainan bola bundar. Tapi, adakah negeri ini menjadi juara sepak bola. Tak perlu tingkat dunia. Cukup tingkat asia ?